GEREJA YANG ISINYA
HANYA SUCI SAJA SEPERTI
SEKUMPULAN LILINDI
SEBUAH RUANGAN, SALING
BERLOMBAMENJADI TERANG
DARI YANG LAINNYA
Hati saya resah dan gelisah………
Di tengah kegelapan dan hijan rintik-rintik di malam itu, saya
terus mencari
Kali ini saya belajar bahwa bangunan tidak menentukan
Jemaat macam apa yang di dalamnya.
Karena agak terlambat, saya duduk di deretan belakang. Hati saya berdebar saat
membaca hal-hal terpuji yang mereka lakukan . makanan gratis bagi para
tunawisma tiga kali seminggu, pembagian pakaian bekas tiap akhir minggu,
kunjungan ke penjara, bantuan untuk
rumah lansia dan segudang aktifitas sosial lainnya. Akhirnya, setelah
berkeliling ke bagian Gereja, mungkin
inilah bagian Gereja impian saya. Inilah Gereja yang saya cari. Tetapi,,,,,,,,,
Tunggu dulu,,,,,, ada sedikit nada ‘sumbang’ dalam pujian mereka
Tidak terdengar nada pengangungan kepada Sang Juru Selamat. Di dalam khotbahnya
juga. Tanpa kehadiran-Nya, sekumpulan orang di gudang Gereja sekali pun pada minggu tidak berbeda dengan
arisan atau perkumpulan sosial lainnya. Sayang sekali , ini pun bukan Gereja
impian saya.
Untuk yang kesekian
kalinya, saya kembali memasuki sebuah Gedung Gereja. Perhatian Gereja saya
tersita pada banyaknya bendera yang tergantung di ruangan itu. Setelah saya
selidiki, ternyata bendera-bendera itumewakili negara-negara yang mereka layani
saat ini. Boleh juga, pikir saya. Mereka tidak sekedar memperhatikan bangsanya.
Tetapi apa betul mereka memperhatikan bangsanya sendiri? Bukankah Yesus katakan ke Yerusalem dulu, baru ke
Yudea, Samaria dan ke ujung bumi.
Sambil menunggu, saya di
ajak untuk berkeliling kompleks Gereja. Ternyata, Gereja bukan Cuma memiliki
gedung kebangkitan saja. Mereka telah membeli sebuah rumah susun di seberang
jalan. Rumah itu di sediakan untuk para mantan pemakai narkoba yang kini
berusaha hidup mandiri. Di sana mereka belajar ketrampilan tertentu. Ada pula
yang di sekolahkan Gereja. Harapannya
adalah mereka siap untuk merebut kembali masa depan yang nyaris hilang. Bukan Cuma rumah susun, mereka juga
membeli sederet ruko di rumah tua yang
di abaikan pemilik.
Menurut berita, tidak ada orang yang kekurangan di gereja
itu,,,,,
Maria Nombala (STTS)