Selasa, 17 April 2012


PENELITAN DI DESA KENTENG

 PAPER


Disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah yang diampu oleh:
Fibry Jati Nugroho S.Th.

Disusun oleh:
Maria Nombala

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA SANGKAKALA
KAB. SEMARANG
2011


DAFTAR ISI

     BAB  I  : PENDAHULUAN……………………………………………………………… 3
                     A : LATAR BELAKANG………………………………………………………….. 3

    BAB II : DESA KENTENG……………………………………………………………... 4
                    A :  PENELITIAN DESA KENTENG……………………………………………. 4

                    B : CARA PENGENJILAN KE DESA KENTENG…………………………….. 12
BAB  III   : KESIMPULAN…………………………………………………………………. 16



BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG

Penulis mencoba meneliti kelompok masyarakat dan meminta pendapat dari masyarakat sekitar yang dapat membantu penulis untuk memberikan informasi tentang desa tersebut. Penulis berharap agar tulisan ini dapat membantu para pembaca dan bagi penginjil yang mau dating dan membawa Injil kedaerah tersebut dengan baik dan tanpa penolakan dari masyarakat sekitar. Dengan mengetahui tentang desa tersebut, maka penginjil dapat dengan sukses membawa jiwa baru dating dan menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidup mereka. Penulis juga berharap setelah membaca tulisan ini, para pembaca dapat membantu membangun desa tersebut, dan memberikan syarat positif bagi desa tersebut.
Desa kenteng adalah sebuah desa yang terletak di depan Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala (STTS), yang terletak di jalan raya kopeng. Desa tersebut terletak di kecamatan Getasan dan Kabupaten Semarang. Desa tersebut memiliki kelompok kelompok masyarakat yang beraneka ragam agama, kepercayaan, namun memilki mayoritas penduduk yang bersuku jawa. Desa tersebut merupakan kelompok masyarakatyang terbentuk dari pengikut pangeran diponeoro yang melarikan diri ke daerah tersebut. Hal tersebut dikatakan oleh kelompok masyarakat sekitar. “ desa kami menurut cerita dari orang yang terdahulu adalah terbentuk dari adanya pengikut pangeran diponegoro yang melarikan diri pada waktu perang”. Dan menurut pak daryanto dalam ceritanya pada waktu mengajar Etnografi dikelas kami adalah “desa kenteng tersebut menurut cerita adalah terbentuk karena adanya pengikut diponegoro yang melarikan diri kedaerah tersebut pada waktu perang”. Semua pendapat dari masyarakat tersebut dan pak daryanto, menurut penulis benar, karena cerita tersebut memiliki bukti adanya kuburan dari pengikut diponegoro tersebut.
Penulis mencoba meneliti kelompok masyarakat dan meminta pendapat dari masyarakat sekitar yang dapat membantu penulis untuk memberikan informasi tentang desa tersebut. Penulis berharap agar tulisan ini dapat membantu para pembaca dan bagi penginjil yang mau dating dan membawa Injil kedaerah tersebut dengan baik dan tanpa penolakan dari masyarakat sekitar. Dengan mengetahui tentang desa tersebut, maka penginjil dapat dengan sukses membawa jiwa baru dating dan menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidup mereka.
BAB II
DESA KENTENG
A.      PENELITIAN DI  DESA KENTENG

a.       Kelompok masyarakat desa kenteng
1.      Kelompok              : desa kenteng
2.      Alamat                   : desa kenteng, kec. Getasan, kab. Semarang.
3.      Kepala dusun         : Bapak Hardi
4.      Sumber                  : Bapak Hardi
: Ibu Hardi
: Bapak Daryanto
: Bapak Suparmin
: Bapak Sunardi
5.      Bentuk penelitian adalah langsung ke lapangan.
Banyak masyarakat yang bekerja sebagai petani, karena  kehidupan dan potensi rakyat sekitar sangat kurang karena pendidikan rakyat sekitar juga tidak terlalu tinggi. Akan tetapi pihak pemerintah selalu meningkatkan penghasilan rakyat didesa kenteng dengan baik.
1.      Sejarah desa Kenteng
Desa kenteng merupakan desa yang terletak di daerah kecamatan getasan, kabupaten semarang. Desa kenteng terletak tepat didepan STT SANGKAKALA yang terletak di jalan raya kopeng no 7. Desa kenteng terbentuk menurut rakyat sekitar karena kelompok orang tua dahulu yang datang kedaerah mereka tersebut, dan mereka memiliki keturunan dan membentuk desa yaitu menjadi desa kenteng. Ada juga yang berpendapat bahwa desa kenteng juga terbentuk karena adanya pengikut pangeran diponegoro yang melarikan diri kedaerah tersebut pada zaman perng dan membentuk sebuah desa. “ desa kenteng merupakan sebuah desa yang terbentuk karena adanya pengikut pangeran diponegoro yang melarikan diri kedaerah tersebut dan membentuk sebuah desa, hal tersebut ditandai dengan adanya kuburan pengikut pangeran diponegoro yang ada disekitar desa tersebut”.[1]  Akan tetapi, sekarang penduduk daerah kenteng merupakan gabungan dari penduduk asli sekitar dan pendatang yang datang kedaerah tersebut
2.      Adat Istiadat
Pada umumnya kelompok tersebut adalah bersuku jawa dan beragama Islam, Budha, dan Kristen. Akan tetapi, ada beberapa hal yang dilihat penulis tentang adat istiadat dan cara hidup mereka dalam desa kenteng tersebut.
a.       Cara berpakaian
Cara berpakaian kelompok mereka kalau bergaul dengan masyarakat umumnya adalah sama seperti biasa masyarakat umumnya. Akan tetapi, mereka berpakaian dalam pekerjaan mereka memakai pakaian yang biasanya dipakai untuk bekerja. “orang desa kenteng kalau bekerja, berpakaian seperti yang mas lihat, tapi kalau dimasyarakat umumnya, kami berpakaian seperti biasa”[2].
b.      Tata karma
Kelompok tersebut mnempunyai tata karma dan sopan santun yang baik, karena mereka sadar akan kehidupan mereka yang berkumpul dalam satu desa dari kelompok masyarkat yang berbeda – beda, ada juga dari kelompok tersebut yang pendatang di daerah desa kenteng. Akan tetapi penulis berusaha untuk dapat diterima oleh mereka, sehingga penulis dapat diterima di desa mereka dengan baik dan mengadakan penelitian.
c.       Ritual
Kelompok tersebut tidak percaya kepada adanya penyebahan kepada jin atau roh halus, namun karena mereka memiliki agama islam, Budha, dan Kristen, mereka  menggunakan ritual atau adat seperti saparan yang diadakan sekali dalam setahun oleh penduduk setempat. Akan tetapi acara tersebut, bukan penyembahan untuk ritual kepada nenk moyang, namun kepercayaan untuk mengokohkan kekeluargaan desa tersebut.
3.      Pola hidup
Pola hidup mereka sama dengan masyarakat pada umumnya. Akan tetapi, penulis mencoba melihat dan menulis pola hidup mereka sesuai dengan kelompok mereka dan waktu mereka bersama dalam kelompok desa mereka tersebut.

a.       Sifat pekerjaan mereka
Kelompok tersebut bekerja dengan santai dan sesuai dengan kebutuhan waktu mereka . Pagi-pagi sekali, mereka berangkat bekerja untuk ada yang berangkat mencari makanan sapi, dan ada yang keladang, dan ada juga yang bekerja sebagai wira swasta dan ada juga yang PNS. Biasanya kelompok desa tersebut sangat sepi kalau semuanya pergi bekerja sesuai dengan profesi mereka. Mereka bekerja sesuai waktu dan tidak mendapat aturan dari pememimpin mereka karena beternak, bertani, dan wiraswasta lainnya tidak perlu ada yang memimpin dan mereka sendiri yang memimpin mereka, dan mereka harus bekerja sesuai waktu dan rencana yang ada yang mereka buat sendiri. Akan tetapi, kalu yang PNS, mereka bekerja sesuai waktu yang ditetapkan pemerintah.

b.      Cara bekerja
Kelompok tersebut bekerja dengan cara yang bekerja berpisah  antara satu dengan yang lain, sesuai dengan bagian kehidupan pekerjaan mereka masing-masing. Perlengkapan yang mereka bawa kalau bekerja adalah cangkul, sabit, parang dan garpu. Mereka setiap hari harus bekerja untuk dapat melangsungkan kehidupan mereka dan meningkatkan tingkat perekonomian mereka.

c.       Cara bergaul
Cara bergaul kelompok tersebut adalah bergaul dengan baik dan menerima orang baru denagn baik. Tipe mereka bergaul adalah selalu merendahkan diri dengan oramg lain kepada banyak orang dan kelompok tersebut selalu terbuka dengan masyarakat umumnya. Karena penduduk sekitar bersuku jawa, maka biasanya mereka selalu ramah dan lembut. Akan tetapi cara bergaul mereka dalam kehidupan masyarakat tersebut ada yang bergaul salah, sehingga mengakibatkan kenakalan remaja ada di desa tersebut. “ masalah yang ada di desa selama saya memimpin desa ini selama setahun adalah masalah kenakalan remaja”.[3]

d.      Pola makan
Kelompok ini mempunyai pola makan yang biasa-biasa dengan masyarakat umumnya dan mereka jarang membeli makanan dari luar karena mereka banyak yang berkeluarga dengan waktu yang banyak dirumah. Jadi, mereka biasanya selalu masak dirumah bagi keluarga mereka, namun mereka membawa makanan dari rumah kalau ada rencana mereka sampai seharian dalam pekerjaan mereka. Jadi, kalau mau penginjilan kedaerah dan kepada kelompok mereka haruslah dengan menjaga pola makan yang cukup dan sederhana, karena penduduk sekitar memiliki pola makan yang sederhana dan biasanya cukup sedikit.

e.       Tempat tinggal
Tempat tinggal kelompok tersebut adalah mereka mempunya tempat tinggal sendiri. Mereka mempunyai tempat tinggal yang  sederhana sampai ada juga yang megah. Akan tetapi, kalau siang hari sampai jam satu siang, desa tersebut biasanya sepi karena mereka bekerja. Desa kenteng juga memiliki daerah tempat tinggal yaitu beberapa RW dan RT, yaitu 1 RW dan 5 RT.

f.        Pola pikir kepada alam gaib
Kelompok tersebut percaya adanya jin dalam alam gaib, ada yang jin baik menurut mereka dan ada jin yang jahat menurut mereka. Kalau roh yang baik ialah yang membantu dan manusia dan roh yang buruk mengganggu manusia. Akan tetapi, walaupun penduduk tersebut percaya dengan demikian, mereka semua adalah orang – orang yang memiliki agama.

4.
Bahasa mereka pada umumnya kalau ada orang yang baru dalam kelompok mereka, mereka memakai bahasa Indonesia. Akan tetapi, kalau mereka sudah merasa dekat dengan orang tersebut, mereka menggunakan bahasa suku yaitu bahasa jawa, dan bahasa yang mereka pakai sehari – hari adalah bahasa jawa.
a.       Cara bertutur kata
Kelompok tersebut bertutur kata dengan baik dan sopan santunnya lebih tinggi dan lebih menjaga perasaan orang lain. Jadi, kalau mau diterima kelompok tersebut haruslah menghargai dan menjaga hati mereka, dan mereka juga bertutur kata dengan lemah lembut.
b.      Sopan santun
Kelompok tersebut tidak memilki tata tertib secara khusus, namun mereka mempunyai kebiasaan saling menegor satu sama lainnya, dan hal tersebut menandakan bahwa mereka dihargai. Kelompok tersebut tidak akan perduli dengan masyarakat yang tidak menegor mereka.
c.       Cara berbahasa
Mereka berbahasa dengan memakai bahasa Indonesia pada umumnya, dan bahasa jawa juga antara suku mereka. Mereka berbahasa dengan jelas dan mudah dimengerti. Jika, menggunakan bahasa Indonesia mereka lemah lembut dan jelas, dan kalau memakai bahasa jawa mereka memakai bahasa jawa biasa dan mudah dimengerti, dan juga ada yang orang tua yang memakai bahasa jawa yang asli, jadi, orang baru yang bukan bersuku jawa agak sulit dan bahkan tidak dimengerti orang baru  tersebut. Jadi, kalau mau menginjil di daerah tersebut, hendaklah mengerti dan dapat berbahasa jawa yang asli.
d.      Menguasai bahasa
Kelompok tersebut menguasai bahasa jawa dengan baik, karena usia mereka yang hidup di desa tersebut mayoritas banyak yang orang tua, dan memiliki usia tiga puluh tahun keatas. Mereka juga mengerti bahasa Indonesia, namun bahasa Indonesia yang umum digunakan mereka sangat lancar dan menguasai. Akan tetapi, kalau istilah – istilah yang rumit, mereka kurang mengerti artinya, karena mereka banyak dan mayoritas tidak bersekolah.
5.      Masyarakat
Kelompok tersebut dekat dengan masyarakat pada umumnya yang diluar mereka, karena tempat mereka tinggal dekat dengan jalan raya dan tempatnya juga tidak terlalu jauh dari kota dan tempat pembelanjaan kota salatiga. Akan tetapi, penulis mencoba melihat dan menulis kehidupan mereka dalam kelompok saja dengan kelompok lainnya.
a.       Pola hidup dengan orang lain
Kelompok tersebut mudah bergaul dengan kelompok masyarakat lain dan ramah kepada orang lain. Jika, orang tersebut datang kepada kelompok tersebut, dan kelompok tersebut tersebut juga dekat dengan kelompok sekitar desa tersebut, maupun orang yang baru datang dan tinggal sebagai masyarakat didaerah tersebut.
b.      Ciri utama kekerabatan mereka
Kelompok tersebut mempunyai ciri-ciri kekerabatan dengan saling tegur sapa. Mereka juga biasanya berbicara dengan khas yaitu kelemah lembutan kepada semua orang yang baru mereka kenal.
c.       Pendekatan
Pendekatan kepada mereka cukup dengan tegur sapa dan sopan santun dan mereka pasti membantu kalau ada keperluan yang sangat penting. Pendekatan kepada tokohnya itu cepat, karena kalau bias dekat dengan pemimpinnya, maka kita akan cepat bias diterima di daerah tersebut.
d.      Pandangan mereka terhadap dunia luar
Kelompok tersebut memandang dunia luar artinya manusia yang diluar kelompok dan desa  mereka adalah sama dengan mereka dan mereka sangat memandang dunia luar dengan respon yang baik dan menerima modrenisasi sebagai zaman yang baru yang harus diterima.
e.       Pandangan terhadap dunia spiritual
Kelompok tersebut memandang dunia spiritual yang ada di tengah – tengah hidup masyarakat harus disegani dan ditakuti oleh mereka karena takut. Orang – orang yang merupakan guru spiritual seperti pendeta, ustad dan tokoh agama lainnya, biasanya mereka selalu lebih menghargai dari pada orang biasanya.
6.    Ekonomi dan Pendidikan
Tingkat perekonomian mereka adalah ekonomi menengah ke atas. Dan penghasilan mereka setiap hari tidak menentu, tergantung seberapa rezeki mereka yang mereka terima dari Tuhan dan dari hasil dari pekerjaan mereka. Akan tetapi mereka bersyukur dan sadar bahwa mereka tidak mengharapkan lebih, karena mereka juga rata-rata hanya lulus SMA dan bahkan ada yang lulus tidak lulus dalam bersekolah. Sehingga potensi mereka juga tidak bisa mereka temukan dan kembangkan, padahal mereka itu adalah orang – orang yang berpotensi. Akan tetapi mereka sadar dengan pendidikanyang ada sehingga anak –anak mereka juga telah mereka mereka sekolahkan untuk mencapai cita – cita mereka.
Kelompok tersebut tidak berada dibawah politik siapapun. Dan mereka tidak dalam tekanan pemerintah dalam beribadah, namun mereka dibawah tekanan oleh organisasi agama dan kepercayaan yang mereka anut. jadi, kalau mereka pindah agama dan kepercayaan, mereka akan dikucilkan oleh penduduk yang seagama dengan mereka. Kelompok tersebut tidak dapat menerima penginjil dengan cepat dan mau percaya kepada Tuhan, karena mereka takut dikucilkan.
8.      Undang – undang dan hukum
Kelompok tersebut telah mendapat perhatian dari pemerintah. Mereka telah mendapat JAMKESMAS dan mendapat bantuan dari pemerintah. Jadi, kesetaraan telah ada bagi kelompok tersebut dengan masyarakat Indonesia lainnya. Akan tetapi, kesejahteraan desa dari pemerintah telah berjalan lancer semenjak dipimpin oleh bapak sunardi. “ kami sebagai pemimpin di desa ini, kami selalu berjuan untuk mensejahterahkan desa kami”.[4] Demikianlah penjelasan dari kepala dusun setempat. “ walaupun penduduk desa ada yang sukar membayar PBB dan kadang sudah ditagih, namun tidak langsung diberi oleh mereka, namun Ibu selalu bilang sama bapak tetap membantu mereka dengan tulus hati.”[5]
9.
Kelompok tersebut kalau ada yang sakit, mereka membawanya kepuskesmas. Penyakit yang sering mereka adalah penyakit lemah tubuh dan karena sudah ada yang tua. Dalam kelompok tersebut yang mengatur rumah tangga mereka adalah seorang ayah. Akan tetapi, kalau istri mereka meminta kepada mereka, mereka sangat menghargai apa yang diminta istri mereka. Dalam kesehatan mereka, biasanya mereka jarang mengalami penyakit aneh didaerah mereka, mungkin karena daerah tempat tinggal penduduk tersebut sangat segar dan masih banyak tumbuh – tumbuhan.

B.     CARA PENGINJILAN KE DESA KENTENG

Penginjilan adalah menyampaikan injil ALLAH kepada semua orang. penginjilan adalah cara orang percaya untuk memberitakan kabar baik kepada semua orang, agar orang lain juga dapat diselamatkan. “ Penginjilan adalah cara penyampain Injil Allah kepada semua orang, agar mereka dapat diselamatkan, karena Injil mereupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia dari semua dosa manusia.”[6] Dari pengertian tersebut, maka tugas penginjilan adalah tugas semua orang percaya kepada semua orang termasuk kepada desa kenteng tersebut.
Sebelum mengabarkan Injil kedaerah tersebut, sebaikanya penginjil memilki hati dan motivasi yang jelas dalam mengabarkanInjil ke daerah tersebut. Selain memiliki motivasi yang jelas, juga harus memiliki tujuan yang jelas dan harus tahu bagaimana cara agar diterima di daerah tersebut. Jadi, sangat penting penginjil untuk belajar tentang desa kenteng tersebut. Selain memilki hal tersebut, seorang penginjil yang mau masuk kedaerah tersebut haruslah memiliki hatin dan hubungan yang dekat dengan Tuhan, dan juga seorang penginjil harus mengerti Injil sebelum masuk kedaerah tersebut. Selain itu, seorang penginjil juga harus rajin berdoa, membaca Firman, dan memilki karakter yang mau berubah serta memiliki semangat dan hati yang mau dalam mewartakan Injil kepada penduduk sekitar. Akan tetapi, saat ini penulis hanya memberikan masukan kepada semua pembaca paper ini, apabila ingin masuk dan memberitakan Injil kedaerah tersebut dapat memakai cara yang diberikan oleh penulis, dan mungkin dapat membantu para penginjil untuk mewartakan Injil kedaerah tersebut.
1.      Penginjilan dengan kuasa
Penginjilan Kuasa tidaklah semua orang memiliki Iman yang sama. Jadi, penginjilan dengan kuasa hanya dapat dilakukan oleh orang yang memilki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Akan tetapi, semua orang percaya dapat menggunakan atau dapat menginjil dengan kuasa Allah, asal orang percaya membuaka hati dan memilki Iman kepada Tuhan Yesus dengan sungguh – sungguh.
“Penginjilan dengan kuasa adalah penginjilan dengan menggunakan kuasa Tuhan, dan pimpinan Roh Kudus untuk dapat memberitakan Injil dengan ditandai kuasa dan mujizat Allah, sehingga dengan hal tersebut, masyarakat sekitar dapat mengenal Kristus”.[7] Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa seorang penginjil apabila menginjil dengan penginjilan Kuasa Allah haruslah menjaga hidupnya agar Fokus kepada Tuhan Dengan melakukan penginjilan dengan Kuasa, mungkin seorang penginjil yang masuk kedaerah Kenteng akan mudah diterima oleh penduduk tersebut dan mereka dapat mengenal Kristus dalam Kehidupan mereka dan mereka akan percaya kepada Yesus Kristus.

2.      Penginjilan dengan persahabatan
Penginjilan denganbersahabat adalah penginjilan dengan bersahabat kepada penduduk sekitar dan mau mengikuti dan menerima cara hidup penduduk sekitar, dan mau menerima budaya mereka yang tidak melanggar aturan iman Kristen. Kalau melanggar iman Kristen, mungkin cara budaya desa tersebut harus diubah konsep pemikiran mereka terhadap Tuhan, sehingga tidak menimbulkan perselisihan. Penginjilan dengan persahabatan adalah berusahalah agar diterima di daerah tersebut dan lakukan pekerjaan yang baik, dan menjadi contoh didaerah tersebut. Berusahalah tidak menyinggung hati masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan kebencian terhadap penginjil. Maka dengan dapat diterima dan menjadi contoh yang baik, mungkin seorang penginjil akan dilihat hidupnya sehingga dengan memberikan yang terbaik di desa tersebut, masyarakat dapat mengenal Injil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidup mereka.
3.      Penginjilan dengan membantu mereka
Penginjilan dengan membantu mereka adalah penginjilan dimana seorang penginjil dapat membantu aspek kehidupan penduduk setempat dan dapat menjadi garam dan terang di tengah – tengah desa tersebut. Ada beberapa cara yang diusulkan penulis untuk melakukan penginjilan dengan membantu mereka yaitu 

a.    Membuat pasar murah
Pasar murah adalah penjualan sembako dan barang – barang lain yang dijual dengan harga yang lebih murah dari harga took dan harga biasanya. Penjualan sembako murah merupakan cara yang diusulkan penulis untuk dapat dilakukan penginjil, ataupun lembaga gereja atau organisai untuk dapat mewartakan Injil kedaerah tersebut. Pasar murah tersebut dapat dilakukan karena desakan kebutuhan manusia yang semakin tinggi, khususnya di daerah tersebut membutuhkan hal tersebut. Dengan membuat pasar murah, mungkin Injil dapat diberitakan dan hal tersebut adalah cara menunjukkan kasih Kristus bagi mereka.
            Ada beberapa gerja yang telah membuat pasar murah dan berhasil dalam pelayanan mereka dalam memberitakan Injil dan banyakl jiwa dimenangkan. “ gereja yang Tuhan percayakan kepada kami, mengalami peningkatan jumlah jiwa baru setiap Tahun, itu semua diawali dengan kami bergerka membuat pasar murah dan memberikan orang – orang miskin makan, dengan hal tersebut merka dapat merasakan kasih Yesus.”[8] Jelaslah memang cara tersebut berhasil, dan dapat dikembangkan oleh setiap penginjil yang mau masuk kedaerah tersebut, namun hal ini bukanlah cara yang utama atau yang harus dilakukan. Hal ini adalah salah satu cara saja yang disarankan oleh penulis.
b.    Membuat rumah pintar

Membuat Rumah Pintar adalah istilah untuk menolong masyarakat dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan prestasi anak sekolah maupun memberikan informasi bagi masyarakat sekitar. Rumah pintar merupakan cara yang diusulkan oleh penulis untuk dapat dikerjakan didaerah tersebut, karena melihat kurangnya potensi masyarakat didaerah tersebut. Akan tetapi, rumah pintar bukanlah cara yang utama, namun juga banyak cara yang dapat dikembangkan oleh penginjil yang mau memberitakan Injil ke daerah tersebut.

Ada yang telah melakukan dan mengerjakan rumah pintar didaerah tersebut yaitu sebuah keluarga kasih yang dipimpin oleh mami agnes, nama tersebut adalah sebutan bagi mbk agnes yang merupakan pemimpin di tempat tersebut. “ awal mulanya kami ditolak, karena kami memberikan les bagi anak – anak sekitar, namun saat ini, kami telah menjadi berkat buat desa Kenteng ini, kami telah berdiri dua tahun dan telah diterima oleh penduduk sekitar, dan orang yang mau les ditempat kami, biasanya mendapat juara. Jadi, kami hanya memberikan hasil yang maksimal.”[9] Jadi, jelaslah, bahwa peningkatan mutu pendidikan didaerah tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, jelas juga sangat penting dilakukan, karena ytelah ada sebauh oraganisasi yang berhasil melakukannya berhasil. Demikianlah penulis menulis dan memberikan usul tersebut untuk dapat dikembangkan dengan baik.


BAB  III
KESIMPULAN
   Kelompok masyarakat tersebut adalah kelompok masyarakat yang hidup dengan nyaman dan baik, dan hidup dengan adat istiadat jawa yang kental, walaupun hidup dengan kepercayaan yang berbeda-beda, namun masyarakat tersebut dapat menerima perbedaan. Pola kehidupan masyarakat tersebut adalah pola hidup yang rukun dan damai dan memiliki tutur kata yang lembut, sopan santun diantara sesama manusia.
Selain hal tersebut, masyarakat tersebut adalah masyarakat yang dapat menerima perbedaan yang ada dengan baik dengan orang yang baru yang masuk kedaerah tersebut, asal dengan sopan santun dan tidak membuat kekacauan. Kehidupan ekonomi masyarakat sekitar adalah kehidupan masyarakat yang memiliki ekonomi menengah kje bawah. Akan tetapi, mereka selalu bersyukur dengan apa yang mereka terima dari Tuhan.
Selain hal tersebut, masyarakat sekitar kenteng memeilki tarap pendidikan yang menengah kebawah yaitu SMA, dan respon masyarakat tersebut dengan kehidupan politik tidak mempengaruhi masyarakat tersebut. Karena menurut mereka yang penting hidup damai dan aman itu cukup bagi mereka. Demikianlah penulis dapat menyimpulkan tulisan tersebut yang bertujuan untuk membantu pembaca mendapatkan informasi tentang daerah tersebut.



[1] Informasi dari bapak Daryanto.
[2] Wawancara dengan bapak Suparmin.
[3] Wawacara dengan bapak Hardi.
[4] Wawancara dengan bapak Hardi.
[5] Wawancara dengan ibu Hardi.
[6] Diktat pak Samuel Wasikin, S.Th.
[7] Ibid.
[8] Kata – kata dari bapak Viktor waktu diundang di Golden Times.
[9] Wawancara dengan Mbak Agnes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar