SAHABAT SEJATI
Oleh: Riyanti N
SAHABAT SEJATI yang sangat menyentuh sekali, cerpen yang satau ini merupakan sebuah Cerpen Cinta yang bukan berarti untuk seorang pacar melain kan seorang sahabat cerpen ini mengingat kan kita pada sebuah Cerpen Persahabatan Sejati buat teman teman yang penasaran silakan baca dech moga teman teman berkenan jangan lupa komentnya
langsung baca dech...biar ngak penasaran...
*sebuah kisah yang aku ambil dari cerita seorang temen kampusku, walau ada penambahan di dalam' dan jadilah cerita ini*
Senja
yang dulu indah kini menjadi temaram dan bulan yang dulu purnama kini
perlahan berubah menjadi sabit. Seperti keadaan hati seorang gadis
remaja yang meratapi kekosongan dan kehampaan hatinya karena ditinggal
oleh sahabat yang selama ini setia menemaninya baik suka maupun duka.
Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun, aku mempunyai beberapa sahabat
salah satunya Ani. Ani tinggal di Soe, NTT (Nusa Tenggara Timur). Dia anak
pertama dari 2 bersaudara, dia adalah seorang remaja yang lugu dan
sangat ceria. Kami bersahabat sudah cukup lama, aku kenal Ani waktu
kami sama-sama mendaftar di salah satu SMP 1 Soe. Setelah
awal perkenalan itu, pertemanan kami berlanjut karena kami diterima di
SMP itu. Kami selalu bersama-sama bagai amplop dan perangko yang tak
dapat terpisahkan, itulah kami. Kami juga selalu satu kelas.
Setelah lulus SMP aku dan Ani memutuskan untuk satu sekolah, hari
pertama aku dan Ani menjalani ospek, rasanya takut dan tegang banget,
tapi aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di kantin sekolah,
dia sangat manis apalagi pada saat aku melihatnya sedang tersenyum pada
beberapa orang yang menyapanya, manis sekali senyumnya, disaat aku
sedang asyik memperhatikan cowok itu tanpa ku sadari didepanku ada salah
seorang kakak senior yang sangat galak, upzzz…. Aku menabrak dia, dia
marah-marah padaku meski aku telah minta maaf padanya, lupakan saja dia
kita kembali pada cowok yang aku lihat tadi, tapi aku mencari-cari
kesekeliling kantin tapi cowok itu udah gak ada. Icha hanya tertawa
melihat tingkah lakuku. Huh… ini semua gara-gara keteledoranku, tapi gak
apa-apa suatu hari nanti pasti aku dapat bertemu dengannya kembaali
karena aku yakin dia siswa di SMA ini. Aku dan Ani melanjutkan
perjalanan kami ke kelas. Ospek pertama telah dimulai, ada beberapa
kakak senior masuk kekelas tanpa ku sadari cowok yang ku lihat di kantin
sekolah tadi pagi ada didepan mataku. Aku senang sekali karena aku
kembali bertemu dengannya walau dia tak ku kenal sama sekali.
Aku mencari tau siapa sebenarnya cowok itu, dari beberapa orang yang aku
tanya mereka mengatakan dia adalah ketua osis, namanya radit, Cuma itu
informasi aku dapatkan tentang dia, tapi udah cukup kok. Singkat
cerita aku dan kak Radit mnjedi tambah akrab tapi cuma sebatas teman.
Yang tak pernah aku duga ternyata kak Radit naksir sama Ani, aku sedih
banget karena dia adalah cinta pertamaku, tapi apa daya aku tak bisa
berbuat apa-apa, dan aku juga sempat kecewa pada Ani karena dia
menerima kak Radit menjadi kekasihnya, Ani kan tau kalau aku suka sama
kak Radit tapi kenapa dia tega padaku. Mungkin inilah nasibku, setelah
kejadian itu persahabatan aku dan Ani menjadi renggang, aku jarang
menyapanya dan sepertinya juga dia sekarang jarang ada waktu buat kita
berdua sanma-sama lagi seperti dulu. Lagi pula aku tak sekelas
dengannya.
Waktu terus berputar, tanpa terasa tahunpun berganti. Akhir-akhir ini
aku melihat Ani tampak murung dan gak seperti biasanya yang sangat
ceria. Walau aku belum bisa memaafkan Ani tapi walau bagaimanapun dia
adalah sahabatku dan aku harus tau apa yang sedang terjadi. Satauku dari
berita yang beredar kalau Ani mengidap penyakit tumor yang bersarang
diperutnya sejak beberapa tahun ini, sejak dokter memfonis penyakit itu Ani berubah menjadi nak yang pemurung danpendiam. Aku sangat
merasakan perubahan itu, tapi setiap kali aku tanya dia tak pernah mau
cerita dan jujur padaku. Menurutku dia berubah menjadi seperti itu
karena mungkin dia merasa hidupnya tak akan lama lagi. Seiring
berjalannya waktu perut Ani makin membesar, aku belum percaya dengan
apa yang temen-temen bilang padaku. Aku desak Ani untuk menceritakan
apa yang terjadi padanya, akhirnya Icha mau bercerita. Aku sempat
terkejut mendangarnya sekaligus sedih bercampur dengan rasa kekecewaan,
mengapa baru seekarang dia cerita semua itu padaku. Tapi mungkin
karena aku tak sedekat dulu sama dia. Aku juga denger-denger dari yang
laen Ani putus, Ani diputuskan kak Radit karena keadaan Ani dengan perut
yang makin membesar. Aku sedih sekali, tapi dia pernah menghianati
persahabatan yang telah lama kami bangun.
Ani masih tetap sekolah, tapi lama kelamaan dia merasa kecil hati dan
malu. Dengan kondisi tubuh yang semakin menurun, sampai akhirnya Ani
dirawat di Rumah sakit Umu Soe. Aku dan teman-taman
menjenguknya untuk memberikan semangat dan dukungan padanya agar Ani
ngak semakin drop dan putus asa. Hanya sampai disitu saja kabar yang aku
dengar tentang Ani, disatu sisi aku masih kecewa padanya tapi disisi
lain aku juga mempersiapkan UN.
****
Pagi hari yang sangat gelap karena hujan turun begitu derasnya, aku
sedang duduk melamun memikirkan bagaimana keadaan Ani sekarang,
tiba-tiba aku dikejutkan dengan ringtone handphoneku yang berbunyi dank u
lihat dilayar hpku ternyata mamanya Ani memanggil, fikirku tumben
tapi ada apa ya, kok pagi-pagi gini tante telfon aku. “halo Syalom, bisa bicara dengan Riyanti?”, nada suara mama Ani tampak
berat, sepertinya dia sedang menangis. “ii…aaa tante, ada apa
kok pagi-pagi begini telfon Ani? Trus bagaimana kabar Ani tante?”
tanyaku agak ragu, “Ani telah berpulang Ka” belum sempat aku
mengucapkan turut berduka cita pada tante, tut…tut…tut…tut telfon
tiba-tiba terputus. Aku menangis dan menyesali dengan semua yang
terjadi, dihatiku tersirat penyesalan yang amat mendalam, aku terlalu
jahat dan egois pada Ani dan ngak pernah meluangkan waktu untuk
menjenguk sahabatku sendiri yang menjalani hari-hari akhirnya sendirian,
tanpa aku. “Maafkan sahabatmu ini Ni…..hik..hik..hik…!!!” tangisku
Aku datang ke rumah Ani untuk melihat dia terakhir kalinya dan
mengucapkan bela sungkawa pada keluarga Ani. Setibaku disana aku
melihat Ani terbaring kaku, dikelilingi orang-orang yang membaca yasin
untuknya, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. “Ani…..” panggilku,
“sudahlah Ka, relakanlah kepergian Ani, agar dia tenang di Alam sana”
mama Ani ada disampingku, dan memberikan selembar kertas padaku, “ini
dari Ani buat kamu, dia menulis pada saat kamu jarang menemuinya, tante
tinggal dulu kebawah”. “makasih tante dan Ani minta maaf kalo selama
ini Riyanti gak pernah menjenguk dia, lagi UN tante,” aku menangis.
“gak apa-apa kok tante ngerti, kamu ada masalah ya sama Ani?” tanya
mama Ani, “eng…enggak kok tante, kami berdua baik-baik saja””ya udah
jangan nangis lagi, tante ke bawah dulu ya” tante pun meninggalkanku
sendiri di kamar Ani karena Perlahan-lahan tadi aku pingsan, aku
melihat foto-foto yang ada dimeja samping tempat tidur, betapa lembutnya
senyum Ani di foto itu. aku buka kertas ituperlahan-lahan, dan aku
pun mulai membaca kata demi kata disurat itu.
Sebelumnya gue minta maaf atas kejadian kemaren”, bukan maksud gue untuk
merebut kak Radit dari lo, tapi gue juga cinta dia dan gue juga udah
putus ma dia, karena dia bukan laki-laki yang baik. O ya, lo tau kan
kalo gue ngak bisa buat puisi kayak lo, tapi ini puisi gue buat khusus
sahabat sejati gue ini, maaf ya kalo buatan gue gak sebagus puisi-puisi
lo, heheheh……..
SURAT TERAKHIR
Butir-butiran air mata yang jatuh setetes demi setetes
Menemani dan menjadi saksi saat ku tulis suratku yang terakhir
Jika hanya derita yang harus aku terima
Jika hanya kemitian yang harus ku alami
Aku bersedia menjalani tanpa kesedihan
Namun ketika kau berucap bahwa untukku
Sudah tak ada lagi maaf terasa lemah lunglai tubuh ini
Sahabat yang slalu mengisi hari-hariku
Seberapa besarpun salah yang ku pandang
Seberapa rendah budi yang ku jalani…maafkan aku
Derita karena bersalah berlarut-larut tanpa henti
Dan tampaknya Tuhan sudah berkenan menjemputku
Jangan menangis sahabat….walau tak terkatakan
Sungguh aku merasa kau telah memaafkanku
Slamat tinggal sahabat sejatiku
Ikhlaskanlah kepergiankui
Smoga sepeninggalku dari sisimu
Bahagian akan slalu menemanimu
Miss u sobat
ANI
****
Keesokan harinya Aku baru sadar ternyata Ani hari ini berulang tahun
yang ke 19, aku bermalam di rumah Ani, dan pagi-pagi aku segera kebawah
dan akan mengikuti pemakaman Ani. Sebenarrnya aku tak sanggup melihat
makam itu, karena akan mengingatkanku akan kenangan” kami berdua dulu,
tapi aku coba untuk tegar untuk melangkahkan kaki menuju makamnya.
Setelah pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku sendiri di makam
itu, sepi. Aku menangis disamping nisan Ani, walau tersendat-sendat dan
terbata karena aku nangis aku nyanyikan lagu happy birthday buat Ani,
dan memandangi nisan yang ada dihadapanku saat ini, makam yang sunyi,
aku masih menangis sendiri di makam bisu itu, sebelum pulang aku
meninggalkan secarik kertas balasan surat Ani, walau mungkin tak akan
pernah dibaca olehnya, tapi itulah kenanganterakhirku buat Ani.
Kenangan indah tentang kita akan slalu ku ingat setiap detiknya
Jika ku tutup mataku, aku masih dapat melihatmu
Kau memperlihatkan senyum termanismu
Tapi itu hanya lamunan sesaatku
Kini kau telah jauh tinggalkanku
Aku belum sempat meminta maaf padamu dan menyayangimu
Dan tak ingin kau pergi jauh
Tinggalkan kenangan kita bersama
Tapi takdir berkatab lain
Terlalu cepat Tuhan memanggilmu
Hanya sebuah puisi ini aku persembahkan untukmu
Kepergianmu, meninggalkan kisah yang sangat pahit bagiku
Aku akan selalu mengenangmu, sahabat terbaikku
Semoga kau tenang disana
Suatu saat kita pasti akan bertemu kembali
(the end)
Menjadi Saudara Dalam Kesukaran’
(Amsal 17:17)
Sahabat Sejati
MARIA NOMBALA (STTS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar