Senin, 02 April 2012

CERPEN

SAHABAT SEJATI
Oleh: Riyanti N



SAHABAT SEJATI yang sangat menyentuh sekali, cerpen yang satau ini merupakan sebuah Cerpen Cinta  yang bukan berarti untuk seorang pacar melain kan seorang sahabat cerpen ini mengingat kan kita pada sebuah Cerpen Persahabatan Sejati buat teman teman yang penasaran silakan baca dech moga teman teman berkenan jangan lupa komentnya

langsung baca dech...biar ngak penasaran...

*sebuah kisah yang aku ambil dari cerita seorang temen kampusku, walau ada penambahan di dalam' dan jadilah cerita ini*

Senja yang dulu indah kini menjadi temaram dan bulan yang dulu purnama kini perlahan berubah menjadi sabit. Seperti keadaan hati seorang gadis remaja yang meratapi kekosongan dan kehampaan hatinya karena ditinggal oleh sahabat yang selama ini setia menemaninya baik suka maupun duka. Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun, aku mempunyai beberapa sahabat salah satunya Ani. Ani tinggal di Soe, NTT (Nusa Tenggara Timur). Dia anak pertama dari 2 bersaudara, dia adalah seorang remaja yang lugu dan sangat ceria. Kami bersahabat sudah cukup lama, aku kenal Ani waktu kami sama-sama mendaftar di salah satu SMP 1 Soe. Setelah awal perkenalan itu, pertemanan kami berlanjut karena kami diterima di SMP itu. Kami selalu bersama-sama bagai amplop dan perangko yang tak dapat terpisahkan, itulah kami. Kami juga selalu satu kelas.

Setelah lulus SMP aku dan Ani memutuskan untuk satu sekolah, hari pertama aku dan Ani menjalani ospek, rasanya takut dan tegang banget, tapi aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di kantin sekolah, dia sangat manis apalagi pada saat aku melihatnya sedang tersenyum pada beberapa orang yang menyapanya, manis sekali senyumnya, disaat aku sedang asyik memperhatikan cowok itu tanpa ku sadari didepanku ada salah seorang kakak senior yang sangat galak, upzzz…. Aku menabrak dia, dia marah-marah padaku meski aku telah minta maaf padanya, lupakan saja dia kita kembali pada cowok yang aku lihat tadi, tapi aku mencari-cari kesekeliling kantin tapi cowok itu udah gak ada. Icha hanya tertawa melihat tingkah lakuku. Huh… ini semua gara-gara keteledoranku, tapi gak apa-apa suatu hari nanti pasti aku dapat bertemu dengannya kembaali karena aku yakin dia siswa di SMA ini. Aku dan Ani melanjutkan perjalanan kami ke kelas. Ospek pertama telah dimulai, ada beberapa kakak senior masuk kekelas tanpa ku sadari cowok yang ku lihat di kantin sekolah tadi pagi ada didepan mataku. Aku senang sekali karena aku kembali bertemu dengannya walau dia tak ku kenal sama sekali.
Aku mencari tau siapa sebenarnya cowok itu, dari beberapa orang yang aku tanya mereka mengatakan dia adalah ketua osis, namanya radit, Cuma itu informasi aku dapatkan tentang dia, tapi udah cukup kok. Singkat cerita aku dan kak Radit mnjedi tambah akrab tapi cuma sebatas teman. Yang tak pernah aku duga ternyata kak Radit naksir sama Ani, aku sedih banget karena dia adalah cinta pertamaku, tapi apa daya aku tak bisa berbuat apa-apa, dan aku juga sempat kecewa pada Ani karena dia menerima kak Radit menjadi kekasihnya, Ani kan tau kalau aku suka sama kak Radit tapi kenapa dia tega padaku. Mungkin inilah nasibku, setelah kejadian itu persahabatan aku dan Ani menjadi renggang, aku jarang menyapanya dan sepertinya juga dia sekarang jarang ada waktu buat kita berdua sanma-sama lagi seperti dulu. Lagi pula aku tak sekelas dengannya.

Waktu terus berputar, tanpa terasa tahunpun berganti. Akhir-akhir ini aku melihat Ani tampak murung dan gak seperti biasanya yang sangat ceria. Walau aku belum bisa memaafkan Ani tapi walau bagaimanapun dia adalah sahabatku dan aku harus tau apa yang sedang terjadi. Satauku dari berita yang beredar kalau Ani mengidap penyakit tumor yang bersarang diperutnya sejak beberapa tahun ini, sejak dokter memfonis penyakit itu Ani berubah menjadi nak yang pemurung danpendiam. Aku sangat merasakan perubahan itu, tapi setiap kali aku tanya dia tak pernah mau cerita dan jujur padaku. Menurutku dia berubah menjadi seperti itu karena mungkin dia merasa hidupnya tak akan lama lagi. Seiring berjalannya waktu perut Ani makin membesar, aku belum percaya dengan apa yang temen-temen bilang padaku. Aku desak Ani untuk menceritakan apa yang terjadi padanya, akhirnya Icha mau bercerita. Aku sempat terkejut mendangarnya sekaligus sedih bercampur dengan rasa kekecewaan, mengapa baru seekarang dia cerita semua itu padaku. Tapi mungkin karena aku tak sedekat dulu sama dia. Aku juga denger-denger dari yang laen Ani putus, Ani diputuskan kak Radit karena keadaan Ani dengan perut yang makin membesar. Aku sedih sekali, tapi dia pernah menghianati persahabatan yang telah lama kami bangun.

  Ani masih tetap sekolah, tapi lama kelamaan dia merasa kecil hati dan malu. Dengan kondisi tubuh yang semakin menurun, sampai akhirnya Ani dirawat di Rumah sakit Umu Soe. Aku dan teman-taman menjenguknya untuk memberikan semangat dan dukungan padanya agar Ani  ngak semakin drop dan putus asa. Hanya sampai disitu saja kabar yang aku dengar tentang Ani, disatu sisi aku masih kecewa padanya tapi disisi lain aku juga mempersiapkan UN.
****

Pagi hari yang sangat gelap karena hujan turun begitu derasnya, aku sedang duduk melamun memikirkan bagaimana keadaan Ani sekarang, tiba-tiba aku dikejutkan dengan ringtone handphoneku yang berbunyi dank u lihat dilayar hpku ternyata mamanya Ani memanggil, fikirku tumben tapi ada apa ya, kok pagi-pagi gini tante telfon aku. “halo Syalom, bisa bicara dengan Riyanti?”, nada suara mama Ani tampak berat, sepertinya dia sedang menangis. “ii…aaa tante, ada apa kok pagi-pagi begini telfon Ani? Trus bagaimana kabar Ani tante?” tanyaku agak ragu, “Ani telah berpulang Ka” belum sempat aku mengucapkan turut berduka cita pada tante, tut…tut…tut…tut telfon tiba-tiba terputus. Aku menangis dan menyesali dengan semua yang terjadi, dihatiku tersirat penyesalan yang amat mendalam, aku terlalu jahat dan egois pada Ani dan ngak pernah meluangkan waktu untuk menjenguk sahabatku sendiri yang menjalani hari-hari akhirnya sendirian, tanpa aku. “Maafkan sahabatmu ini Ni…..hik..hik..hik…!!!” tangisku
Aku datang ke rumah Ani untuk melihat dia terakhir kalinya dan mengucapkan bela sungkawa pada keluarga Ani. Setibaku disana aku melihat Ani terbaring kaku, dikelilingi orang-orang yang membaca yasin untuknya, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. “Ani…..” panggilku, “sudahlah Ka, relakanlah kepergian Ani, agar dia tenang di Alam sana” mama Ani ada disampingku, dan memberikan selembar kertas padaku, “ini dari Ani buat kamu, dia menulis pada saat kamu jarang menemuinya, tante tinggal dulu kebawah”. “makasih tante dan Ani minta maaf kalo selama ini Riyanti gak pernah menjenguk dia,  lagi UN tante,” aku menangis. “gak apa-apa kok tante ngerti, kamu ada masalah ya sama Ani?” tanya mama Ani, “eng…enggak kok tante, kami berdua baik-baik saja””ya udah jangan nangis lagi, tante ke bawah dulu ya” tante pun meninggalkanku sendiri di kamar Ani karena Perlahan-lahan tadi aku pingsan, aku melihat foto-foto yang ada dimeja samping tempat tidur, betapa lembutnya senyum Ani di foto itu. aku buka kertas ituperlahan-lahan, dan aku pun mulai membaca kata demi kata disurat itu.
Sebelumnya gue minta maaf atas kejadian kemaren”, bukan maksud gue untuk merebut kak Radit dari lo, tapi gue juga cinta dia dan gue juga udah putus ma dia, karena dia bukan laki-laki yang baik. O ya, lo tau kan kalo gue ngak bisa buat puisi kayak lo, tapi ini puisi gue buat khusus sahabat sejati gue ini, maaf ya kalo buatan gue gak sebagus puisi-puisi lo, heheheh……..


SURAT TERAKHIR
Butir-butiran air mata yang jatuh setetes demi setetes
Menemani dan menjadi saksi saat ku tulis suratku yang terakhir
Jika hanya derita yang harus aku terima
Jika hanya kemitian yang harus ku alami
Aku bersedia menjalani tanpa kesedihan
Namun ketika kau berucap bahwa untukku
Sudah tak ada lagi maaf terasa lemah lunglai tubuh ini
Sahabat yang slalu mengisi hari-hariku
Seberapa besarpun salah yang ku pandang
Seberapa rendah budi yang ku jalani…maafkan aku
Derita karena bersalah berlarut-larut tanpa henti
Dan tampaknya Tuhan sudah berkenan menjemputku
Jangan menangis sahabat….walau tak terkatakan
Sungguh aku merasa kau telah memaafkanku
Slamat tinggal sahabat sejatiku
Ikhlaskanlah kepergiankui
Smoga sepeninggalku dari sisimu
Bahagian akan slalu menemanimu
Miss u sobat
ANI
****

Keesokan harinya Aku baru sadar ternyata Ani hari ini berulang tahun yang ke 19, aku bermalam di rumah Ani, dan pagi-pagi aku segera kebawah dan akan mengikuti pemakaman Ani. Sebenarrnya aku tak sanggup melihat makam itu, karena akan mengingatkanku akan kenangan” kami berdua dulu, tapi aku coba untuk tegar untuk melangkahkan kaki menuju makamnya. Setelah pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku sendiri di makam itu, sepi. Aku menangis disamping nisan Ani, walau tersendat-sendat dan terbata karena aku nangis aku nyanyikan lagu happy birthday buat Ani, dan memandangi nisan yang ada dihadapanku saat ini, makam yang sunyi, aku masih menangis sendiri di makam bisu itu, sebelum pulang aku meninggalkan secarik kertas balasan surat Ani, walau mungkin tak akan pernah dibaca olehnya, tapi itulah kenanganterakhirku buat Ani.

Kenangan indah tentang kita akan slalu ku ingat setiap detiknya
Jika ku tutup mataku, aku masih dapat melihatmu
Kau memperlihatkan senyum termanismu
Tapi itu hanya lamunan sesaatku
Kini kau telah jauh tinggalkanku
Aku belum sempat meminta maaf padamu dan menyayangimu
Dan tak ingin kau pergi jauh
Tinggalkan kenangan kita bersama
Tapi takdir berkatab lain
Terlalu cepat Tuhan memanggilmu
Hanya sebuah puisi ini aku persembahkan untukmu
Kepergianmu, meninggalkan kisah yang sangat pahit bagiku
Aku akan selalu mengenangmu, sahabat terbaikku
Semoga kau tenang disana
Suatu saat kita pasti akan bertemu kembali
(the end)


‘’Seorang Sahabat Menaruh Kasih Setiap Waktu &
Menjadi Saudara Dalam Kesukaran’
(Amsal 17:17)



Sahabat Sejati



MARIA NOMBALA (STTS)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar