PENELITAN DI DESA KENTENG
Disusun
untuk memenuhi
salah
satu tugas mata kuliah yang diampu oleh:
Fibry
Jati Nugroho S.Th.
Disusun
oleh:
Maria
Nombala
SEKOLAH
TINGGI TEOLOGIA SANGKAKALA
KAB.
SEMARANG
2011
DAFTAR
ISI
BAB I
: PENDAHULUAN……………………………………………………………… 3
A : LATAR BELAKANG………………………………………………………….. 3
BAB
II : DESA KENTENG……………………………………………………………...
4
A : PENELITIAN DESA KENTENG…………………………………………….
4
B : CARA PENGENJILAN KE DESA KENTENG……………………………..
12
BAB III :
KESIMPULAN…………………………………………………………………. 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Penulis
mencoba meneliti kelompok masyarakat dan meminta pendapat dari masyarakat
sekitar yang dapat membantu penulis untuk memberikan informasi tentang desa
tersebut. Penulis berharap agar tulisan ini dapat membantu para pembaca dan
bagi penginjil yang mau dating dan membawa Injil kedaerah tersebut dengan baik
dan tanpa penolakan dari masyarakat sekitar. Dengan mengetahui tentang desa
tersebut, maka penginjil dapat dengan sukses membawa jiwa baru dating dan
menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidup mereka. Penulis juga berharap setelah
membaca tulisan ini, para pembaca dapat membantu membangun desa tersebut, dan
memberikan syarat positif bagi desa tersebut.
Desa
kenteng adalah sebuah desa yang terletak di depan Sekolah Tinggi Teologi
Sangkakala (STTS), yang terletak di jalan raya kopeng. Desa tersebut terletak
di kecamatan Getasan dan Kabupaten Semarang. Desa tersebut memiliki kelompok
kelompok masyarakat yang beraneka ragam agama, kepercayaan, namun memilki
mayoritas penduduk yang bersuku jawa. Desa tersebut merupakan kelompok
masyarakatyang terbentuk dari pengikut pangeran diponeoro yang melarikan diri
ke daerah tersebut. Hal tersebut dikatakan oleh kelompok masyarakat sekitar. “
desa kami menurut cerita dari orang yang terdahulu adalah terbentuk dari adanya
pengikut pangeran diponegoro yang melarikan diri pada waktu perang”. Dan
menurut pak daryanto dalam ceritanya pada waktu mengajar Etnografi dikelas kami
adalah “desa kenteng tersebut menurut cerita adalah terbentuk karena adanya
pengikut diponegoro yang melarikan diri kedaerah tersebut pada waktu perang”.
Semua pendapat dari masyarakat tersebut dan pak daryanto, menurut penulis
benar, karena cerita tersebut memiliki bukti adanya kuburan dari pengikut
diponegoro tersebut.
Penulis mencoba
meneliti kelompok masyarakat dan meminta pendapat dari masyarakat sekitar yang
dapat membantu penulis untuk memberikan informasi tentang desa tersebut.
Penulis berharap agar tulisan ini dapat membantu para pembaca dan bagi
penginjil yang mau dating dan membawa Injil kedaerah tersebut dengan baik dan
tanpa penolakan dari masyarakat sekitar. Dengan mengetahui tentang desa
tersebut, maka penginjil dapat dengan sukses membawa jiwa baru dating dan
menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidup mereka.
BAB
II
DESA
KENTENG
A.
PENELITIAN DI DESA KENTENG
a. Kelompok
masyarakat desa kenteng
1. Kelompok : desa kenteng
2. Alamat : desa kenteng, kec. Getasan,
kab. Semarang.
3. Kepala
dusun : Bapak Hardi
4. Sumber : Bapak Hardi
:
Ibu Hardi
:
Bapak Daryanto
:
Bapak Suparmin
:
Bapak Sunardi
5. Bentuk
penelitian adalah langsung ke lapangan.
Banyak
masyarakat yang bekerja sebagai petani, karena
kehidupan dan potensi rakyat sekitar sangat kurang karena pendidikan rakyat
sekitar juga tidak terlalu tinggi. Akan tetapi pihak pemerintah selalu
meningkatkan penghasilan rakyat didesa kenteng dengan baik.
1. Sejarah
desa Kenteng
Desa kenteng merupakan desa yang terletak di daerah
kecamatan getasan, kabupaten semarang. Desa kenteng terletak tepat didepan STT
SANGKAKALA yang terletak di jalan raya kopeng no 7. Desa kenteng terbentuk
menurut rakyat sekitar karena kelompok orang tua dahulu yang datang kedaerah
mereka tersebut, dan mereka memiliki keturunan dan membentuk desa yaitu menjadi
desa kenteng. Ada juga yang berpendapat bahwa desa kenteng juga terbentuk
karena adanya pengikut pangeran diponegoro yang melarikan diri kedaerah
tersebut pada zaman perng dan membentuk sebuah desa. “ desa kenteng merupakan
sebuah desa yang terbentuk karena adanya pengikut pangeran diponegoro yang
melarikan diri kedaerah tersebut dan membentuk sebuah desa, hal tersebut
ditandai dengan adanya kuburan pengikut pangeran diponegoro yang ada disekitar
desa tersebut”. Akan tetapi, sekarang penduduk daerah kenteng
merupakan gabungan dari penduduk asli sekitar dan pendatang yang datang
kedaerah tersebut
2. Adat
Istiadat
Pada umumnya kelompok tersebut adalah bersuku jawa
dan beragama Islam, Budha, dan Kristen. Akan tetapi, ada beberapa hal yang
dilihat penulis tentang adat istiadat dan cara hidup mereka dalam desa kenteng
tersebut.
a. Cara
berpakaian
Cara berpakaian kelompok mereka kalau bergaul dengan
masyarakat umumnya adalah sama seperti biasa masyarakat umumnya. Akan tetapi,
mereka berpakaian dalam pekerjaan mereka memakai pakaian yang biasanya dipakai
untuk bekerja. “orang desa kenteng kalau bekerja, berpakaian seperti yang mas
lihat, tapi kalau dimasyarakat umumnya, kami berpakaian seperti biasa”.
b. Tata
karma
Kelompok tersebut mnempunyai tata karma dan sopan
santun yang baik, karena mereka sadar akan kehidupan mereka yang berkumpul
dalam satu desa dari kelompok masyarkat yang berbeda – beda, ada juga dari
kelompok tersebut yang pendatang di daerah desa kenteng. Akan tetapi penulis
berusaha untuk dapat diterima oleh mereka, sehingga penulis dapat diterima di
desa mereka dengan baik dan mengadakan penelitian.
c. Ritual
Kelompok tersebut tidak percaya kepada adanya
penyebahan kepada jin atau roh halus, namun karena mereka memiliki agama islam,
Budha, dan Kristen, mereka menggunakan
ritual atau adat seperti saparan yang diadakan sekali dalam setahun oleh
penduduk setempat. Akan tetapi acara tersebut, bukan penyembahan untuk ritual
kepada nenk moyang, namun kepercayaan untuk mengokohkan kekeluargaan desa tersebut.
3. Pola
hidup
Pola hidup
mereka sama dengan masyarakat pada umumnya. Akan tetapi, penulis mencoba
melihat dan menulis pola hidup mereka sesuai dengan kelompok mereka dan waktu
mereka bersama dalam kelompok desa mereka tersebut.
a. Sifat
pekerjaan mereka
Kelompok
tersebut bekerja dengan santai dan sesuai dengan kebutuhan waktu mereka .
Pagi-pagi sekali, mereka berangkat bekerja untuk ada yang berangkat mencari
makanan sapi, dan ada yang keladang, dan ada juga yang bekerja sebagai wira
swasta dan ada juga yang PNS. Biasanya kelompok desa tersebut sangat sepi kalau
semuanya pergi bekerja sesuai dengan profesi mereka. Mereka bekerja sesuai
waktu dan tidak mendapat aturan dari pememimpin mereka karena beternak,
bertani, dan wiraswasta lainnya tidak perlu ada yang memimpin dan mereka
sendiri yang memimpin mereka, dan mereka harus bekerja sesuai waktu dan rencana
yang ada yang mereka buat sendiri. Akan tetapi, kalu yang PNS, mereka bekerja
sesuai waktu yang ditetapkan pemerintah.
b. Cara
bekerja
Kelompok
tersebut bekerja dengan cara yang bekerja berpisah antara satu dengan yang lain, sesuai dengan
bagian kehidupan pekerjaan mereka masing-masing. Perlengkapan yang mereka bawa
kalau bekerja adalah cangkul, sabit, parang dan garpu. Mereka setiap hari harus
bekerja untuk dapat melangsungkan kehidupan mereka dan meningkatkan tingkat
perekonomian mereka.
c. Cara
bergaul
Cara
bergaul kelompok tersebut adalah bergaul dengan baik dan menerima orang baru
denagn baik. Tipe mereka bergaul adalah selalu merendahkan diri dengan oramg
lain kepada banyak orang dan kelompok tersebut selalu terbuka dengan masyarakat
umumnya. Karena penduduk sekitar bersuku jawa, maka biasanya mereka selalu
ramah dan lembut. Akan tetapi cara bergaul mereka dalam kehidupan masyarakat
tersebut ada yang bergaul salah, sehingga mengakibatkan kenakalan remaja ada di
desa tersebut. “ masalah yang ada di desa selama saya memimpin desa ini selama
setahun adalah masalah kenakalan remaja”.
d. Pola
makan
Kelompok
ini mempunyai pola makan yang biasa-biasa dengan masyarakat umumnya dan mereka
jarang membeli makanan dari luar karena mereka banyak yang berkeluarga dengan
waktu yang banyak dirumah. Jadi, mereka biasanya selalu masak dirumah bagi
keluarga mereka, namun mereka membawa makanan dari rumah kalau ada rencana
mereka sampai seharian dalam pekerjaan mereka. Jadi, kalau mau penginjilan
kedaerah dan kepada kelompok mereka haruslah dengan menjaga pola makan yang
cukup dan sederhana, karena penduduk sekitar memiliki pola makan yang sederhana
dan biasanya cukup sedikit.
e. Tempat
tinggal
Tempat
tinggal kelompok tersebut adalah mereka mempunya tempat tinggal sendiri. Mereka
mempunyai tempat tinggal yang sederhana
sampai ada juga yang megah. Akan tetapi, kalau siang hari sampai jam satu
siang, desa tersebut biasanya sepi karena mereka bekerja. Desa kenteng juga
memiliki daerah tempat tinggal yaitu beberapa RW dan RT, yaitu 1 RW dan 5 RT.
f.
Pola pikir kepada alam gaib
Kelompok
tersebut percaya adanya jin dalam alam gaib, ada yang jin baik menurut mereka
dan ada jin yang jahat menurut mereka. Kalau roh yang baik ialah yang membantu
dan manusia dan roh yang buruk mengganggu manusia. Akan tetapi, walaupun
penduduk tersebut percaya dengan demikian, mereka semua adalah orang – orang
yang memiliki agama.
4.
Bahasa mereka pada umumnya kalau ada orang yang baru
dalam kelompok mereka, mereka memakai bahasa Indonesia. Akan tetapi, kalau
mereka sudah merasa dekat dengan orang tersebut, mereka menggunakan bahasa suku
yaitu bahasa jawa, dan bahasa yang mereka pakai sehari – hari adalah bahasa
jawa.
a. Cara
bertutur kata
Kelompok
tersebut bertutur kata dengan baik dan sopan santunnya lebih tinggi dan lebih
menjaga perasaan orang lain. Jadi, kalau mau diterima kelompok tersebut
haruslah menghargai dan menjaga hati mereka, dan mereka juga bertutur kata
dengan lemah lembut.
b. Sopan
santun
Kelompok
tersebut tidak memilki tata tertib secara khusus, namun mereka mempunyai
kebiasaan saling menegor satu sama lainnya, dan hal tersebut menandakan bahwa
mereka dihargai. Kelompok tersebut tidak akan perduli dengan masyarakat yang
tidak menegor mereka.
c. Cara
berbahasa
Mereka
berbahasa dengan memakai bahasa Indonesia pada umumnya, dan bahasa jawa juga
antara suku mereka. Mereka berbahasa dengan jelas dan mudah dimengerti. Jika,
menggunakan bahasa Indonesia mereka lemah lembut dan jelas, dan kalau memakai
bahasa jawa mereka memakai bahasa jawa biasa dan mudah dimengerti, dan juga ada
yang orang tua yang memakai bahasa jawa yang asli, jadi, orang baru yang bukan
bersuku jawa agak sulit dan bahkan tidak dimengerti orang baru tersebut. Jadi, kalau mau menginjil di daerah
tersebut, hendaklah mengerti dan dapat berbahasa jawa yang asli.
d. Menguasai
bahasa
Kelompok
tersebut menguasai bahasa jawa dengan baik, karena usia mereka yang hidup di
desa tersebut mayoritas banyak yang orang tua, dan memiliki usia tiga puluh
tahun keatas. Mereka juga mengerti bahasa Indonesia, namun bahasa Indonesia
yang umum digunakan mereka sangat lancar dan menguasai. Akan tetapi, kalau
istilah – istilah yang rumit, mereka kurang mengerti artinya, karena mereka
banyak dan mayoritas tidak bersekolah.
5. Masyarakat
Kelompok tersebut dekat dengan
masyarakat pada umumnya yang diluar mereka, karena tempat mereka tinggal dekat
dengan jalan raya dan tempatnya juga tidak terlalu jauh dari kota dan tempat
pembelanjaan kota salatiga. Akan tetapi, penulis mencoba melihat dan menulis
kehidupan mereka dalam kelompok saja dengan kelompok lainnya.
a. Pola
hidup dengan orang lain
Kelompok
tersebut mudah bergaul dengan kelompok masyarakat lain dan ramah kepada orang
lain. Jika, orang tersebut datang kepada kelompok tersebut, dan kelompok
tersebut tersebut juga dekat dengan kelompok sekitar desa tersebut, maupun
orang yang baru datang dan tinggal sebagai masyarakat didaerah tersebut.
b. Ciri
utama kekerabatan mereka
Kelompok
tersebut mempunyai ciri-ciri kekerabatan dengan saling tegur sapa. Mereka juga
biasanya berbicara dengan khas yaitu kelemah lembutan kepada semua orang yang
baru mereka kenal.
c. Pendekatan
Pendekatan
kepada mereka cukup dengan tegur sapa dan sopan santun dan mereka pasti
membantu kalau ada keperluan yang sangat penting. Pendekatan kepada tokohnya
itu cepat, karena kalau bias dekat dengan pemimpinnya, maka kita akan cepat
bias diterima di daerah tersebut.
d. Pandangan
mereka terhadap dunia luar
Kelompok
tersebut memandang dunia luar artinya manusia yang diluar kelompok dan
desa mereka adalah sama dengan mereka
dan mereka sangat memandang dunia luar dengan respon yang baik dan menerima
modrenisasi sebagai zaman yang baru yang harus diterima.
e. Pandangan
terhadap dunia spiritual
Kelompok
tersebut memandang dunia spiritual yang ada di tengah – tengah hidup masyarakat
harus disegani dan ditakuti oleh mereka karena takut. Orang – orang yang
merupakan guru spiritual seperti pendeta, ustad dan tokoh agama lainnya,
biasanya mereka selalu lebih menghargai dari pada orang biasanya.
6. Ekonomi dan Pendidikan
Tingkat perekonomian mereka adalah ekonomi menengah
ke atas. Dan penghasilan mereka setiap hari tidak menentu, tergantung seberapa
rezeki mereka yang mereka terima dari Tuhan dan dari hasil dari pekerjaan
mereka. Akan tetapi mereka bersyukur dan sadar bahwa mereka tidak mengharapkan
lebih, karena mereka juga rata-rata hanya lulus SMA dan bahkan ada yang lulus
tidak lulus dalam bersekolah. Sehingga potensi mereka juga tidak bisa mereka
temukan dan kembangkan, padahal mereka itu adalah orang – orang yang
berpotensi. Akan tetapi mereka sadar dengan pendidikanyang ada sehingga anak
–anak mereka juga telah mereka mereka sekolahkan untuk mencapai cita – cita
mereka.
Kelompok tersebut tidak berada dibawah politik
siapapun. Dan mereka tidak dalam tekanan pemerintah dalam beribadah, namun
mereka dibawah tekanan oleh organisasi agama dan kepercayaan yang mereka anut.
jadi, kalau mereka pindah agama dan kepercayaan, mereka akan dikucilkan oleh
penduduk yang seagama dengan mereka. Kelompok tersebut tidak dapat menerima
penginjil dengan cepat dan mau percaya kepada Tuhan, karena mereka takut
dikucilkan.
8. Undang
– undang dan hukum
Kelompok tersebut telah mendapat perhatian dari
pemerintah. Mereka telah mendapat JAMKESMAS dan mendapat bantuan dari
pemerintah. Jadi, kesetaraan telah ada bagi kelompok tersebut dengan masyarakat
Indonesia lainnya. Akan tetapi, kesejahteraan desa dari pemerintah telah
berjalan lancer semenjak dipimpin oleh bapak sunardi. “ kami sebagai pemimpin
di desa ini, kami selalu berjuan untuk mensejahterahkan desa kami”.
Demikianlah penjelasan dari kepala dusun setempat. “ walaupun penduduk desa ada
yang sukar membayar PBB dan kadang sudah ditagih, namun tidak langsung diberi
oleh mereka, namun Ibu selalu bilang sama bapak tetap membantu mereka dengan
tulus hati.”
9.
Kelompok tersebut kalau ada yang sakit, mereka
membawanya kepuskesmas. Penyakit yang sering mereka adalah penyakit lemah tubuh
dan karena sudah ada yang tua. Dalam kelompok tersebut yang mengatur rumah
tangga mereka adalah seorang ayah. Akan tetapi, kalau istri mereka meminta
kepada mereka, mereka sangat menghargai apa yang diminta istri mereka. Dalam
kesehatan mereka, biasanya mereka jarang mengalami penyakit aneh didaerah
mereka, mungkin karena daerah tempat tinggal penduduk tersebut sangat segar dan
masih banyak tumbuh – tumbuhan.
B. CARA PENGINJILAN KE DESA KENTENG
Penginjilan
adalah menyampaikan injil ALLAH kepada semua orang. penginjilan adalah cara
orang percaya untuk memberitakan kabar baik kepada semua orang, agar orang lain
juga dapat diselamatkan. “ Penginjilan adalah cara penyampain Injil Allah
kepada semua orang, agar mereka dapat diselamatkan, karena Injil mereupakan
kekuatan Allah yang menyelamatkan manusia dari semua dosa manusia.”
Dari pengertian tersebut, maka tugas penginjilan adalah tugas semua orang
percaya kepada semua orang termasuk kepada desa kenteng tersebut.
Sebelum
mengabarkan Injil kedaerah tersebut, sebaikanya penginjil memilki hati dan
motivasi yang jelas dalam mengabarkanInjil ke daerah tersebut. Selain memiliki
motivasi yang jelas, juga harus memiliki tujuan yang jelas dan harus tahu
bagaimana cara agar diterima di daerah tersebut. Jadi, sangat penting penginjil
untuk belajar tentang desa kenteng tersebut. Selain memilki hal tersebut,
seorang penginjil yang mau masuk kedaerah tersebut haruslah memiliki hatin dan
hubungan yang dekat dengan Tuhan, dan juga seorang penginjil harus mengerti
Injil sebelum masuk kedaerah tersebut. Selain itu, seorang penginjil juga harus
rajin berdoa, membaca Firman, dan memilki karakter yang mau berubah serta
memiliki semangat dan hati yang mau dalam mewartakan Injil kepada penduduk
sekitar. Akan tetapi, saat ini penulis hanya memberikan masukan kepada semua
pembaca paper ini, apabila ingin masuk dan memberitakan Injil kedaerah tersebut
dapat memakai cara yang diberikan oleh penulis, dan mungkin dapat membantu para
penginjil untuk mewartakan Injil kedaerah tersebut.
1. Penginjilan
dengan kuasa
Penginjilan
Kuasa tidaklah semua orang memiliki Iman yang sama. Jadi, penginjilan dengan
kuasa hanya dapat dilakukan oleh orang yang memilki hubungan yang dekat dengan
Tuhan. Akan tetapi, semua orang percaya dapat menggunakan atau dapat menginjil
dengan kuasa Allah, asal orang percaya membuaka hati dan memilki Iman kepada
Tuhan Yesus dengan sungguh – sungguh.
“Penginjilan dengan kuasa adalah penginjilan dengan
menggunakan kuasa Tuhan, dan pimpinan Roh Kudus untuk dapat memberitakan Injil
dengan ditandai kuasa dan mujizat Allah, sehingga dengan hal tersebut,
masyarakat sekitar dapat mengenal Kristus”. Dari
pengertian tersebut jelaslah bahwa seorang penginjil apabila menginjil dengan
penginjilan Kuasa Allah haruslah menjaga hidupnya agar Fokus kepada Tuhan
Dengan melakukan penginjilan dengan Kuasa, mungkin seorang penginjil yang masuk
kedaerah Kenteng akan mudah diterima oleh penduduk tersebut dan mereka dapat
mengenal Kristus dalam Kehidupan mereka dan mereka akan percaya kepada Yesus
Kristus.
2. Penginjilan
dengan persahabatan
Penginjilan
denganbersahabat adalah penginjilan dengan bersahabat kepada penduduk sekitar
dan mau mengikuti dan menerima cara hidup penduduk sekitar, dan mau menerima
budaya mereka yang tidak melanggar aturan iman Kristen. Kalau melanggar iman
Kristen, mungkin cara budaya desa tersebut harus diubah konsep pemikiran mereka
terhadap Tuhan, sehingga tidak menimbulkan perselisihan. Penginjilan dengan
persahabatan adalah berusahalah agar diterima di daerah tersebut dan lakukan
pekerjaan yang baik, dan menjadi contoh didaerah tersebut. Berusahalah tidak
menyinggung hati masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan kebencian terhadap
penginjil. Maka dengan dapat diterima dan menjadi contoh yang baik, mungkin
seorang penginjil akan dilihat hidupnya sehingga dengan memberikan yang terbaik
di desa tersebut, masyarakat dapat mengenal Injil dan menerima Yesus sebagai
Tuhan dalam hidup mereka.
3. Penginjilan
dengan membantu mereka
Penginjilan dengan membantu mereka adalah
penginjilan dimana seorang penginjil dapat membantu aspek kehidupan penduduk
setempat dan dapat menjadi garam dan terang di tengah – tengah desa tersebut.
Ada beberapa cara yang diusulkan penulis untuk melakukan penginjilan dengan
membantu mereka yaitu
a. Membuat
pasar murah
Pasar
murah adalah penjualan sembako dan barang – barang lain yang dijual dengan
harga yang lebih murah dari harga took dan harga biasanya. Penjualan sembako
murah merupakan cara yang diusulkan penulis untuk dapat dilakukan penginjil,
ataupun lembaga gereja atau organisai untuk dapat mewartakan Injil kedaerah
tersebut. Pasar murah tersebut dapat dilakukan karena desakan kebutuhan manusia
yang semakin tinggi, khususnya di daerah tersebut membutuhkan hal tersebut.
Dengan membuat pasar murah, mungkin Injil dapat diberitakan dan hal tersebut
adalah cara menunjukkan kasih Kristus bagi mereka.
Ada beberapa gerja yang telah membuat
pasar murah dan berhasil dalam pelayanan mereka dalam memberitakan Injil dan
banyakl jiwa dimenangkan. “ gereja yang Tuhan percayakan kepada kami, mengalami
peningkatan jumlah jiwa baru setiap Tahun, itu semua diawali dengan kami
bergerka membuat pasar murah dan memberikan orang – orang miskin makan, dengan
hal tersebut merka dapat merasakan kasih Yesus.”
Jelaslah memang cara tersebut berhasil, dan dapat dikembangkan oleh setiap
penginjil yang mau masuk kedaerah tersebut, namun hal ini bukanlah cara yang
utama atau yang harus dilakukan. Hal ini adalah salah satu cara saja yang
disarankan oleh penulis.
b. Membuat
rumah pintar
Membuat Rumah Pintar adalah istilah untuk menolong
masyarakat dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan prestasi anak sekolah maupun
memberikan informasi bagi masyarakat sekitar. Rumah pintar merupakan cara yang
diusulkan oleh penulis untuk dapat dikerjakan didaerah tersebut, karena melihat
kurangnya potensi masyarakat didaerah tersebut. Akan tetapi, rumah pintar
bukanlah cara yang utama, namun juga banyak cara yang dapat dikembangkan oleh
penginjil yang mau memberitakan Injil ke daerah tersebut.
Ada yang telah melakukan dan mengerjakan rumah
pintar didaerah tersebut yaitu sebuah keluarga kasih yang dipimpin oleh mami
agnes, nama tersebut adalah sebutan bagi mbk agnes yang merupakan pemimpin di
tempat tersebut. “ awal mulanya kami ditolak, karena kami memberikan les bagi
anak – anak sekitar, namun saat ini, kami telah menjadi berkat buat desa
Kenteng ini, kami telah berdiri dua tahun dan telah diterima oleh penduduk
sekitar, dan orang yang mau les ditempat kami, biasanya mendapat juara. Jadi,
kami hanya memberikan hasil yang maksimal.”
Jadi, jelaslah, bahwa peningkatan mutu pendidikan didaerah tersebut sangat
dibutuhkan oleh masyarakat sekitar, jelas juga sangat penting dilakukan, karena
ytelah ada sebauh oraganisasi yang berhasil melakukannya berhasil. Demikianlah
penulis menulis dan memberikan usul tersebut untuk dapat dikembangkan dengan
baik.
BAB III
KESIMPULAN
Kelompok masyarakat tersebut adalah kelompok
masyarakat yang hidup dengan nyaman dan baik, dan hidup dengan adat istiadat
jawa yang kental, walaupun hidup dengan kepercayaan yang berbeda-beda, namun
masyarakat tersebut dapat menerima perbedaan. Pola kehidupan masyarakat
tersebut adalah pola hidup yang rukun dan damai dan memiliki tutur kata yang
lembut, sopan santun diantara sesama manusia.
Selain
hal tersebut, masyarakat tersebut adalah masyarakat yang dapat menerima
perbedaan yang ada dengan baik dengan orang yang baru yang masuk kedaerah
tersebut, asal dengan sopan santun dan tidak membuat kekacauan. Kehidupan
ekonomi masyarakat sekitar adalah kehidupan masyarakat yang memiliki ekonomi
menengah kje bawah. Akan tetapi, mereka selalu bersyukur dengan apa yang mereka
terima dari Tuhan.
Selain
hal tersebut, masyarakat sekitar kenteng memeilki tarap pendidikan yang
menengah kebawah yaitu SMA, dan respon masyarakat tersebut dengan kehidupan
politik tidak mempengaruhi masyarakat tersebut. Karena menurut mereka yang
penting hidup damai dan aman itu cukup bagi mereka. Demikianlah penulis dapat
menyimpulkan tulisan tersebut yang bertujuan untuk membantu pembaca mendapatkan
informasi tentang daerah tersebut.